Kembalikan Tanah Kepada Rakyat, Bukan Kepada Mafia Tanah (1)

oleh -1,147 views
oleh
Bagaikan Dipenjara, Rakyat Hidup Diatas Tanahnya
Bagaikan Dipenjara, Rakyat Hidup Diatas Tanahnya
banner 750x250
  • Bagaikan Dipenjara, Rakyat Hidup Diatas Tanahnya

SATYA BHAKTI ONLINE | TANJUNG MORAWA (DELI SERDANG) –

Bagaikan di penjara, kini rakyat (masyarakat, red) hidup diatas tanahnya.

Ironisnya, bangunan tempa tinggalnya (masyarakat, red) pun dibongkar paksa.

Untuk itu, kembalikan tanah kepada rakyat, bukan kepada mafia tanah.

Demikian terungkap dalam obrolan Jurnalis Satya Bhakti Online bersama seorang aktivis 98 Sumatera Utara (Sumut) terkait tanah dan permasalahannya, baru-baru ini di Tanjung Morawa, Deli Serdang.

Menurut, aktivis 98 Sumut yang bernama Nugroho Wicaksono itu, tanah adalah alat produksi bagi petani (masyarakat, red) untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.

Namun kini tanah seolah menjadi barang langka bagi para petani (masyarakat, red), dikarenakan semangkin maraknya perkebunan swasta baik itu dimiliki oleh asing maupun dimiliki oleh bangsa sendiri sehingga meningkatnya konflik sosial yang dapat bermuara menjadi pertumpahan darah.

Dalam hal ini, sejak perkebunan–perkebunan itu mucul, maka perampasan tanah marak terjadi, sehingga banyak petani yang kehilangan tanahnya.

Tidak bisa dipungkiri, perampasan tanah banyak menggunakan tenaga–tenaga bayaran yang salahsatunya kini terjadi di Desa Dagang Kerawan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Untuk diketahui, permasalahan lahan eks HGU PTPN 2 Tanjung Morawa di Desa Dagang yang hingga kini bagaikan api dalam sekam” itu, kembali terbakar.

Saat itu, Senin 3 April 2023 lalu, bagaikan membangun penjara yang tanpa memperdulikan keberadaan bangunan serta warga yang bermatapencaharian dan bertempat tinggal didalamnya, sekelompok orang yang diduga orang suruhan membangun pagar tembok diatas lahan eks HGU PTPN 2 Desa Dagang Kerawawan, tepatnya di Jalan Bandar Labuhan, Desa Dagang Kerawan, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut.

Akibatnya, kericuhan dan adu fisik nyaris terjadi karena kearogansian sekelompok orang bayaran itu yang mengintimidasi sekelompok warga yang mempertahankan haknya atas lahan eks HGU PTPN 2 Desa Dagang Kerawan itu.

Untungnya, adu fisik tersebut dapat dihindari. (Bersambung)

Editor/Publish : Antonius Sitanggang

 

Renungan :

“Semua mimpi kita akan terwujud, jika kita punya keberanian untuk mengejarnya.”

banner 750x250
Bagikan ke :