Satya Bhakti Online.com | PASAMAN (SUMBAR) –
Akhirnya, pembangunan jalan setapak penghubung Kampung Silang Empat, Kenagarian Cubadak Barat dengan Kampung Pagaran,Kenagarian Cubadak Tengah, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat (Sumbar) itu, diusulkan pada tahun ini (2023, red) dan dikerjakan pada tahun depan (2024, red).
Demikian diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Pasaman (Sabar AS, SAg, MSi) saat dikonfirmasi wartawan.
Dalam hal ini, Jumat 20 Januari 2023 lalu, menjawab pertanyaan wartawan soal pembangunan jalan penghubung 2 kampung tersebut, Wabup Pasaman (Sabar AS) membenarkan pembangunan jalan tersebut.
Bahkan, Wabup Pasaman (Sabar AS) menegaskan, pembangunan jalan setapak penghubung Kampung Silang Empat dengan Kampung Kampung Pagaran itu, bukan merupakan wacana.
Selanjutnya, Rabu 24 Januari 2023, saat wartawan kempali memperjelas pembangunan jalan penghubung antar 2 kampung tersebut, Wabup Pasaman (Sabar AS) mengungkapkan, kini pembangunan jalan penghubung antar 2 kampung tersebut masih akan diusulkan pada tahun ini (2023, red).
“Insya Allah, tahun 2024 pembangunan jalan tersebut dikerjakan,” pungkas Wabup Pasaman itu.
Untuk diketahui, jalan penghubung Kampung Silang Empat dengan Kampung Pagaran merupakan jalan setapak yang digunakan warga untuk menuju ke kebun mereka masing masing.
Karena itu, agak mudah dilalui masyarakat dengan berjalan kaki ataupun kendaraan roda dua, pada tahun 2019, dengan menggunakan anggaran Dana Desa, Pemerintah Kenagarian Cubadak membangun jalan penghubung 2 kampung yang sebelumnya masih jalan tanah itu, dengan cor semen.
Dalam hal ini, walaupun belum dapat dilalui dengan kendaraan roda 4, setelah jalan penghubung 2 kampung tersebut selesai dibangun dengan cor semen, banyak juga masyarakat sangat terbantu, khususnya anak sekolah warga Kampung Pagaran yang bersekolah di SMPN 3 Silang Empat.
Pasalnya, apabila masyarakat menuju ke Pangkalom melalui Kampung Simpang Tigo Andilan, jalan penghubung 2 kampung tersebut dapat mengurangi jarak tempuh sepanjang 4 kilometer dari 8 kilometer.
Namun, dikarenakan masyarakat sudah banyak dan sering melintasi jalan penghubung antar 2 kampung itu, kini cor semen atas jalan tersebut sudah mengelupas dan hancur.
Jurnalis : Eddi Gultom
Editor/Publish : Antonius Sitanggang
Renungan :
“Warna-warni indah pelangi hanya dapat terlihat melalui prisma air hujan.”
