Kapolri Lepas Pasukan Perdamaian PBB

oleh -192 views
oleh
Foto : Kapolri Lepas Pasukan Perdamaian PBB
banner 750x250
  • Selalu Pedomani Tribrata dan Catur Prasetya

SATYA BHAKTI ONLINE | JAKARTA –

Tingkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta niatkan setiap pelaksanaan tugas sebagai ibadah dengan memedomani Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja.

Demikian pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, saat memimpin Upacara pelepasan pasukan perdamaian Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 4 Minusca di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa 6 September 2022.

Dalam amanatnya, kepada 140 personil kepolisian yang dalam hal ini pasukan perdamaian Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 4 yang terdiri dari 115 Polisi laki-laki atau Polki dan 25 Polisi Wanita atau Polwan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengingatkan dan menekankan, untuk menjaga dan mengharumkan nama baik Bangsa Indonesia setiap menjalankan tugas ataupun misi pemeliharaan perdamaian PBB di Bangui, Afrika Tengah.

“Bendera Merah Putih yang telah diberikan kepada rekan-rekan sekalian merupakan lambang kepercayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, jadilah pasukan kebanggaan Polri yang melaksanakan misi dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga nama baik dan kepercayaan internasional terhadap institusi Polri maupun Indonesia dapat terjaga,” tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dalam hal ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menuturkan bahwa, Negara Indonesia saat ini telah mendapatkan kepercayaan yang tinggi di mata dunia.

Hal tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tergambar dalam kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Presidensi G-20 serta pada tahun depan akan menjadi Ketua ASEAN.

“Ingatlah, bahwa kepercayaan dunia Internasional terhadap bangsa kita sangat tinggi. Bukan hanya itu, beberapa waktu yang lalu, Bapak Presiden RI diterima oleh Presiden Rusia dan Presiden Ukraina sebagai jembatan perdamaian, meskipun situasi geopolitik sedang memanas serta juga dipercaya oleh PBB sebagai Champions dari Global Response Group untuk penanganan krisis global yang dalam hal ini sebagaimana penyampaian Bapak Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR RI bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022,” tutur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sementara itu, kepada seluruh Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 4 Minusca, mantan Kabareskrim Polri tersebut, juga meminta untuk segera beradaptasi dengan karakteristik wilayah ketika sampai di medan tugas.

Dalam hal ini, mantan Kabareskrim Polri yang kini menjabat Kapolri itu menegaskan, seluruh Kontingen harus mampu beradaptasi dengan kebudayaan setempat, sehingga ketika menjalankan tugas perdamaian dunia tetap mengedepankan rasa penghargaan terhadap kebudayaan lokal setempat.

Selain itu, tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, sesama personel juga harus tetap menjaga kekompakan dan soliditas, serta menjalin hubungan yang baik dengan seluruh elemen kepolisian negara lain, maupun organisasi internasional.

Dengan begitu, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dapat mendukung setiap pelaksanaan misi di lapangan, sehingga rekan-rekan dapat diterima dengan baik di lingkungan tersebut, sebagaimana sebuah pepatah “When in Rome, do as Romans do” yang artinya,  dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

Terkait soal keikutsertaan Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, hal tersebut

merupakan wujud dari pelaksanaan amanat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yaitu, “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”.

Dalam amanat UUD tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, juga sejalan dengan penyampaian Presiden Joko Widodo, terkait isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia yang dalam hal ini, konstitusi Indonesia mengamanatkan, agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.

“Partisipasi dan kontribusi Indonesia dalam misi perdamaian dunia tersebut, telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-delapan sebagai negara kontributor pasukan terbanyak di dunia dengan jumlah pasukan yang masih aktif hingga saat ini, sebanyak 2.674 personel TNI-Polri,” ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Seiring perkembangannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, misi perdamaian dunia tidak terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan stabilisasi situasi di wilayah konflik, namun juga membutuhkan kehadiran komponen Kepolisian untuk ikut mengemban tugas-tugas yang lebih multidimensional, sehingga mendorong Polri untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan pasukan Formed Police Unit atau FPU maupun Individual Police Officer atau IPO.

Hal tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, sejalan dengan konsep Transformasi menuju Polri yang Presisi pada Transformasi Operasional program ke-5, terkait Pengembangan Kerja Sama Internasional yang tertuang dalam aksi ke-84 yaitu, meningkatkan peran Polri dalam misi perdamaian, misi kemanusiaan internasional, dan misi internasional lainnya.

Untuk diketahui, keikutsertaan Polri dalam misi PBB, diawali tahun 1989 pada misi United Nations Transition Assistance Group atau UNTAG di Namibia.

Dalam perjalanannya hingga saat ini, Polri telah mengirimkan 3003 personel Polri yang terdiri dari 2.828 Polki dan 175 Polwan pada 27 misi di 16 negara, yang salah satunya adalah misi Minusca di Bangui yakni sebuah misi kemanusiaan PBB akibat adanya konflik berkepanjangan di Afrika Tengah.

Terkait pengiriman pasukan perdamaian yang dalam hal ini mengikutsertakan Polwan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, hal tersebut merupakan wujud komitmen Korps Bhayangkara dalam mendukung pengarusutamaan gender, sebagaimana Perkap Nomor 1 Tahun 2022 dan mandat PBB dalam UN Security Council resolution 1325.

Kehadiran Polwan tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam menciptakan perdamaian di daerah misi dengan pendekatan humanis, khususnya guna memberikan perlindungan bagi wanita dan anak-anak yang dalam hal ini sangat penting dalam upaya winning the hearts and minds masyarakat setempat. [Rel/RED]

Editor/Publish : Antonius Sitanggang

Renungan :

“Kita adalah ciptaan Tuhan yang unik dan istimewa yang harganya jauh melebihi harta dunia yang manapun.”

banner 750x250
Bagikan ke :