Ditambah lagi, ungkap Khairil Chaniago itu lagi, kini hampir setiap bulan, banjir rob kerap melanda pemukiman dan merendan rumah penduduk , merusak barang rumah tangga, menebarkan bibit penyakit bahkan sampai ada yang kehilangan jiwa.
“Hal ini sudah terjadi bertahun-tahun lamanya dan memberikan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat Belawan,” tegas Khairil Chaniago.
Untuk itu, tegas Khairil Chaniago, sekarang ini, mari kita satukan tekad di hati. Mari kita satukan derap kaki melangkah bersama untuk melakukan aksi, agar pemerintah paham bahwa kita bukanlah para pecundang lagi.
“Kita lahir, besar dan hidup di kota Belawan ini, leluhur kita terkubur di kota ini , maka mari kita tunjukkan bahwa kita adalah putra putri belawan sejati. yang berani berjuang untuk memperbaiki kondisi negeri dan tanpa bisa dibeli dan dinegosiasi untuk kepentingan pribadi,” ungkap Khairil Chaniago.
Selanjutnya, dengan nada tanya, Khairil Chaniago menegaskan, kehancuran Kota Belawan kini sudah di depan mata. Apakah kita harus diam dan membiarkan para kaum opurtunis ketawa ?”
Jawabannya, tegas Khairil Chaniago, adalah dengan bergandengan tangan untuk turun aksi bersama serta berteriak, “SELAMATKAN BELAWAN Dari BANJIR ROB”.
Sementara itu, saat menggelar aksi unjuk rasa yang berthemakan “Selamatkan Belawan dari Banjir Rob” itu, massa dari FABB itu menuntut pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sumut dan Kotamadya Medan untuk segera melakukan pemulihan hutan mangrove (restorasi) di wilayah Paluh Kurau dan sungai dua yang berfungsi sebagai penyangga keseimbangan ekosistem Belawan dari pertambakan, penimbunan, reklamasi yang ada di sekitar Belawan.












