SATYA BHAKTI ONLINE | TANJUNG MORAWA (DELI SERDANG) – Pemerintah Desa (Pemdes) Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, akhirnya angkat bicara terkait viralnya kabar seorang warga yang tinggal dalam gubuk reyot selama bertahun-tahun tanpa perhatian.
Kisah memilukan ini menyita perhatian publik setelah dokumentasi kondisi memprihatinkan warga tersebut beredar luas di media sosial dan diberitakan oleh media lokal.
Menanggapi itu, Senin 19 Mei 2025, Kepala Desa Wonosari (Suparman) yang diwakili Kepala Dusun (Kadus) 7 Desa Wonosari (Saharuddin) menyampaikan bahwa pihaknya tidak menutup mata terhadap persoalan tersebut.
Ia mengakui bahwa memang ada warganya yang hidup dalam kondisi serba kekurangan.
Namun, pihak desa mengklaim telah melakukan sejumlah langkah sesuai kemampuan dan prosedur yang berlaku.
“Kami sangat prihatin dan terus berupaya mencarikan solusi terbaik. Warga tersebut memang masuk dalam kategori keluarga kurang mampu, dan namanya sudah tercatat dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS),” ungkap Kadus 7 Desa Wonosari itu.
Menurut Kadus 7 Desa Wonosari itu, proses realisasi bantuan membutuhkan waktu karena melibatkan verifikasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten.
Baca Juga :
Terkait bantuan perbaikan rumah atau dikenal dengan bedah rumah oleh pemerintah kepada warga yang tinggal dirumah tidak layak huni, Kadus 7 Wonosari itu menuturkan, pemerintah, khususnya Pemdes Wonosari mempunyai keterbatasan kuota bantuan tiap tahun yang kesemuanya itu membuat sebagian warga harus menunggu giliran.
“Kita sudah usulkan ke dinas terkait Kabupaten Deli Serdang. Harapan kami, secepatnya bisa terealisasi,” tambah Kadus 7 Desa Wonosari itu.
Dalam hal ini, Kadus 7 Desa Wonosari itu menegaskan, Pemdes juga menegaskan bahwa keterbatasan anggaran desa menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan bantuan secara maksimal kepada seluruh warga yang membutuhkan.
Untuk itu, Kadus 7 Desa Wonosari itu mengungkapkan, mereka membuka ruang bagi kerja sama lintas sektor, termasuk dari kalangan dermawan maupun lembaga sosial.
Kadus 7 Desa Wonosari itu berharap semua pihak dapat memahami prosedur dan keterbatasan yang dihadapi pemerintah desa.
“Kami tidak tinggal diam. Justru kami terus berupaya, tapi semua ada tahapannya,” pungkas Kadus 7 Desa Wonosari itu.
Sementara itu, dengan mengakui pihak desa telah beberapa kali mendatangi rumah tersebut, warga sekitar menyayangkan lambannya bantuan yang turun.
Mereka (warga) berharap perhatian dari pemerintah tidak hanya berhenti pada pendataan, tapi juga diwujudkan dalam bentuk bantuan nyata.
Selain itu, warga juga berharap agar pemerintah bergerak cepat dan tidak hanya sebatas reaktif setelah kasus viral.