Strategi Hilirisasi Pengolahan Mineral Indonesia Menghadapi Aturan WTO

oleh -1,057 views
oleh
Strategi Hilirisasi Pengolahan Mineral Indonesia Menghadapi Aturan WTO
Strategi Hilirisasi Pengolahan Mineral Indonesia Menghadapi Aturan WTO
banner 1000x200

Meskipun menekankan kemandirian, teori ini juga mengakui pentingnya keterlibatan dalam ekonomi global.

Namun, keterlibatan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan nasional dan melindungi keberlanjutan ekonomi dalam negeri.

Konsep ini sering kali menjadi dasar bagi kebijakan ekonomi nasional dalam beberapa negara yang ingin memastikan bahwa keputusan ekonomi yang diambil sejalan dengan kepentingan nasional jangka panjang.

Namun, ada juga kritik terhadap teori ini, termasuk bahwa terlalu banyak kemandirian bisa mengisolasi negara dari manfaat globalisasi dan perdagangan internasional yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Seperti halnya teori-teori ekonomi lainnya, implementasi dari konsep ini dapat bervariasi berdasarkan situasi dan kondisi di setiap negara.

Sebaiknya Indonesia tetap pada kebijakan semula karena apabila direlaksasi maka Industri pengolahan di negara lain akan mendapatkan keuntungan, khususnya negara yang sedang membutuhkan biji mentah dari Indonesia demi kelangsungan pasokan bahan baku mereka.

Dengan tidak melakukan pengolahan lebih lanjut, Indonesia juga kehilangan peluang untuk menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan industri manufaktur terkait.

Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dengan demikian maka strategi Indonesia dalam menyikapi tantangan dari WTO terkait masalah hilirisasi, antara lain :

  1. Pemerintah menjalankan prinsip diplomasi dan dialog dalam menyelesaikan konflik atau perbedaan dengan WTO dan negara mitra untuk mencari solusi damai melalui perundingan. Diplomasi harus dilakukan dengan menjalin hubungan yang saling menguntungkan demi kepentingan nasional.
  2. Indonesia dapat mengadakan konsultasi dengan negara-negara anggota WTO untuk membahas rencana hilirisasi dan memastikan bahwa program ini sesuai dengan aturan WTO. Ini dapat membantu mengurangi risiko konflik dan sengketa perdagangan.
  3. Guna mencapai keberhasilan melaksanakan kebijakan hilirisasi pengolahan mineral, Indonesia perlu fokus pada pembangunan SDM yang berkualitas dan penguasaan teknologi yang relevan. Pemerintah, sektor pendidikan, dan industri harus bekerja sama untuk memastikan bahwa kesiapan SDM dan teknologi mencukupi untuk mendukung pencapaian tujuan hilirisasi dengan efektif dan berkelanjutan.
  4. Pemerintah Indonesia dapat memastikan transparansi dalam perencanaan dan implementasi program hilirisasi. Ini mencakup menyediakan informasi yang jelas tentang tujuan, kebijakan, dan langkah-langkah yang akan diambil, sehingga negara-negara anggota WTO memiliki pemahaman yang lebih baik.
  5. Dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah, Indonesia dapat berfokus pada peningkatan kualitas produk dan penerapan teknologi yang lebih canggih dalam proses pengolahan mineral. Ini dapat membantu meningkatkan daya saing produk olahan di pasar global.
  6. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan insentif kepada industri lokal yang terlibat dalam program hilirisasi. Ini dapat mencakup insentif pajak, dukungan riset dan pengembangan, serta pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
  7. Selain mengandalkan ekspor, Indonesia juga dapat mengembangkan pasar domestik untuk produk olahan mineral. Diversifikasi pasar dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor dan menjaga stabilitas pendapatan.
  8. Peningkatan kapasitas instansi terkait dalam memahami dan mengelola aspek-aspek perdagangan internasional akan membantu Indonesia mengelola peraturan WTO dengan lebih baik.

Sebagai penutup tulisan ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam hilirisasi pengolahan sumber daya mineral, dengan adanya gugatan WTO.

Namun Indonesia tetap akan konsisten dalam menjalankan program hilirisasi guna kepentingan nasional yaitu meningkatkan nilai tambah, peningkatan ekonomi dan pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan.

Maka strategi yang dapat dijalankan adalah :

  1. Menjalankan prinsip diplomasi dan dialog dengan WTO dan negara mitra,
  2. Mengadakan konsultasi,
  3. Fokus pada pembangunan SDM yang berkualitas dan penguasaan teknologi yang relevan,
  4. Perencanaan dan implementasi program hilirisasi,
  5. Memberikan dukungan dan insentif kepada industri local,
  6. Mengembangkan pasar domestik untuk produk olahan mineral,
  7. Peningkatan kapasitas instansi terkait,
  8. Mengimplementasikan program hilirisasi sambil tetap mematuhi aturan perdagangan internasional yang ditetapkan oleh WTO.

 Penulis adalah Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV Tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI)

Editor/Publish : Antonius Sitanggang

 

Renungan :

“Mimpi besarmu tak akan tercapai jika kamu tidak mau keluar dari zona nyaman, lawanlah rasa malas dan buktikan bahwa mimpimu akan terwujud.”

banner 1000x300banner 1000x300
Bagikan ke :