Atas kejadian itu, kepada pemerintah melalui instansi terkait, masyarakat meminta untuk tidak tutup mata dan terlinga atas permasalahan banjir itu dan segera bertindak cepat dan tegas agar permukiman warga tidak kebanjiran lagi apabila hujan turun.
Warga korban kebanjiran itu juga menuturkan bahwa mereka (warga, red) tidak menginginkan pemerintah membuka mata dan telinganya atas masalah banjir itu, apabila banjir tersebut sudah menelan korban jiwa.
Untuk diketahui, banjir yang terjadi Senin (1/11) itu, merupakan banjir yang sudah berulang kali dan tidak dapat dihitung lagi berapa kalinya.
Pantauan awak media ini, warga yang sudah berkali-kali dilanda banjir itu, tampak pasrah membiarkan air masuk menggenangi dan kembali memprorak-porandakan serta merusak isi rumahnya.
Selain tampak pasrah melihat air masuk ke dalam rumahnya itu, warga juga harus “berjaga-jaga” dan tidak tidur menunggu air surut dan membersihkan rumahnya.
Sedangkan, warga lainnya dapat tidur lelap
Bahkan, hingga Selasa (2/11/21) sekira pukul 09.30 WIB, ketinggian air hingga 2 meter tak kunjung surut dan terus menggenangi rumah yang ada di wilayah itu.
Selain merusak barang-barang dan perabot rumah, warga harus mengganjal matanya agar tidak tertidur.














