Seiring perkembangannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, misi perdamaian dunia tidak terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan stabilisasi situasi di wilayah konflik, namun juga membutuhkan kehadiran komponen Kepolisian untuk ikut mengemban tugas-tugas yang lebih multidimensional, sehingga mendorong Polri untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan pasukan Formed Police Unit atau FPU maupun Individual Police Officer atau IPO.
Hal tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, sejalan dengan konsep Transformasi menuju Polri yang Presisi pada Transformasi Operasional program ke-5, terkait Pengembangan Kerja Sama Internasional yang tertuang dalam aksi ke-84 yaitu, meningkatkan peran Polri dalam misi perdamaian, misi kemanusiaan internasional, dan misi internasional lainnya.
Untuk diketahui, keikutsertaan Polri dalam misi PBB, diawali tahun 1989 pada misi United Nations Transition Assistance Group atau UNTAG di Namibia.
Dalam perjalanannya hingga saat ini, Polri telah mengirimkan 3003 personel Polri yang terdiri dari 2.828 Polki dan 175 Polwan pada 27 misi di 16 negara, yang salah satunya adalah misi Minusca di Bangui yakni sebuah misi kemanusiaan PBB akibat adanya konflik berkepanjangan di Afrika Tengah.
Terkait pengiriman pasukan perdamaian yang dalam hal ini mengikutsertakan Polwan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, hal tersebut merupakan wujud komitmen Korps Bhayangkara dalam mendukung pengarusutamaan gender, sebagaimana Perkap Nomor 1 Tahun 2022 dan mandat PBB dalam UN Security Council resolution 1325.
Kehadiran Polwan tersebut, ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam menciptakan perdamaian di daerah misi dengan pendekatan humanis, khususnya guna memberikan perlindungan bagi wanita dan anak-anak yang dalam hal ini sangat penting dalam upaya winning the hearts and minds masyarakat setempat. [Rel/RED]
Editor/Publish : Antonius Sitanggang












