Saat rapat tersebut terungkap Pembina YP Gema Bukit Barisan (Johan Alexander Ferdinandus) kecewa dan dinilai menaruh curiga kepada Kasek Gema Bukit Barisan yang dijabat Siswadi itu.
Pasalnya, saat rapat itu, Kasek Gema Bukit Barisan (Siswadi, ST) tidak dapat menampilkan/menunjukkan data akurat tentang pertanggungjawabannya (Siswadi, red) kepada para pihak yang ada di YP Gema Bukit Barisan, khususnya kepada Ketua Pembina YP Gema Bukit Barisan (Johan Alexander Ferdinandus).
Sementara itu, Ketua Pembina YP Gema Bukit Barisan (Johan Alexander Ferdinandus) menilai banyak melihat kejanggalan-kejanggalan dalam laporan tertulis pengeluaran Dana BOS untuk Tahun Anggaran (TA) 2022 yang salah satunya soal pengerjaan pengadaan Perpustakaan Digital yang dananya menelan Rp 30 juta.
Selain itu, soal tanah timbun yang dalam hal ini Ketua Pembina YP Gema Bukit Barisan (Johan Alexander Ferdinandus) juga dinilai menaruh curiga atas pekerjaan pengadaan tanah timbun yang menelan dana senilai Rp.14 juta.
Untuk diketahui, selain sarat masalah, pengelolaan Dana BOS di SMK Gema Bukit Barisan, Tamora diduga menjadi ajang memperkaya diri para oknum, yang diduga oknum Kepala Sekolah (Kasek) bersama antek-anteknya.
Sayangnya, saat awak media ini mengkonfirmasi dan mengklarifikasikan hal tersebut, Kasek SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa (Siswadi, ST) tidak dapat ditemui di temui di sekolah yang dipimpinnya itu.















