Mereka mendesak agar program bantuan sosial lebih tepat sasaran dan transparan, sehingga tak ada lagi warga yang harus hidup dalam ketidaklayakan di tengah geliat pembangunan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan rumah dalam upaya mewujudkan keadilan sosial, terutama bagi masyarakat kecil yang kerap luput dari sorotan.

Derita Warga yang Hidup Bertahun di Gubuk Reyot
Untuk diketahui, Di tengah hamparan sawah dan pepohonan di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, berdiri sebuah gubuk reyot berdinding anyaman bambu yang hampir roboh.
Di dalamnya, tinggal sapasang suami istri bersama dua anaknya, bertahan hidup dari sisa-sisa harapan yang terus dirawat di tengah keterbatasan.
Namanya Sidik Pramono (33) dan istrinya bernama Sri Gati (31).
Sedangkan anaknya bernama Ramadhan (8) dan Azzahrah (6).
Sudah lebih dari 5 Sidik Pramono tinggal di rumah yang nyaris tak layak disebut tempat tinggal itu.
Rumah beratap rumbia yang sudah bocor di sana-sini dengan lantai tanah serta dinding rumah tanpa berjendela yang kini sudah lapuk itu menjadi saksi bisu perjuangannya membesarkan kedua anak mereka tanpa penghasilan tetap.
Selain itu, setiap harinya, mereka juga harus menahan dinginnya angina malam, karena kondisi dinding rumah tanpa berjendela yang kini sudah lapuk itu, kini sudah tak mampu lagi menahan angin malam.
Untuk mengurangi derasnya air hujan masuk ke dalam rumah, Siddik Pramono (suami Sri Gati) menambahkan, dirinya melapisi atap rumahnya itu dengan plastik terpal.














