Seorang Warga Bangun Rejo Penderita Sakit Stroke, Mohon Perhatian dan Bantuan Pemerintah
Rumah beratap rumbia yang sudah bocor di sana-sini dengan lantai tanah serta dinding rumah tanpa berjendela yang kini sudah lapuk itu menjadi saksi bisu perjuangannya membesarkan kedua anak mereka tanpa penghasilan tetap.
Selain itu, setiap harinya, mereka juga harus menahan dinginnya angina malam, karena kondisi dinding rumah tanpa berjendela yang kini sudah lapuk itu, kini sudah tak mampu lagi menahan angin malam.
“Kami sudah biasa tidur basah kalau hujan, kalau panas ya kepanasan. Kalau malam, kami harus menahan dinginnya hembusan angin malam. Tapi mau bagaimana lagi, tidak punya pilihan,” ujar Sri Gati (istri Siddik Pramono) lirih, sembari mengelus rambut Azzahrah, anak bungsunya yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) itu.
Untuk mengurangi derasnya air hujan masuk ke dalam rumah, Siddik Pramono (suami Sri Gati) menambahkan, dirinya melapisi atap rumahnya itu dengan plastik terpal.
Ironisnya, kondisi ini terjadi di wilayah yang tidak jauh dari pusat ibu kota Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Baca Juga :
Padahal, lokasi rumah itu hanya butuh waktu sekira 20 menit dari ibu kota Kabupaten Deliserdang yakni Lubuk Pakam.
Namun, perbedaan nasib warga di desa ini bak langit dan bumi.


















