Adapun dampak dari kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi itu, ungkap Ratno Sulistiyanto, berimbas kepada kepercayaan publik terhadap kinerja Polri yang juga meningkat.
“Hal ini tidak bisa dihindari mengingat Polri merupakan bagian dari aparatur pemerintah,” ujar Ratno Sulistiyanto
Selain itu, tutur Ratno Sulistiyanto, faktor lain yang menjadi penyebab meningkatnya kepercayaan publik terhadap Polri itu yakni, adanya intervensi kebijakan Polri yang salah satunya melalui program Quick Wins yang dalam hal ini dimana dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini.
Program itu, ungkap Ratno Sulistiyanto, terbukti efektif meningkatkan kepercayaan publik terhadap kepolisian.
Secara umum, Ratno Sulistiyanto mengungkapkan, lima kegiatan Polri yang diantaranya menurut publik sangat bermanfaat bagi masyarakat, yakni meningkatnya kepuasan terhadap pelayanan publik Polri seperti,
- Berkurangnya praktik pungli dalam pelayanan Polri.
- Meningkatnya respon cepat aduan melalui akun resmi Polri sebelum kasus menjadi viral.
- Meningkatkan kegiatan sambang oleh Bhabinkamtibmas.
- Diberlakukannya tilang elektronik, ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) untuk menggantikan tilang manual.
Kemudian, ungkap ungkap Direktur Eksekutif Indopol Survey itu lagi, faktor lain yang juga menjadi penyebab meningkatnya kepercayaan publik terhadap Polri itu yakni, optimisme publik terhadap Polri untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang terjadi akhir-akhir ini.
Berdasarkan hasil survey Indopol terkait penyelesaian kasus-kasus hukum yang terjadi akhir-akhir ini, Ratno Sulistiyanto menuturkan, berada di angka 68,7%, terutama kasus yang melibatkan petinggi Polri itu sendiri.
Dari beberapa faktor yang tersebut diatas, ungkap Direktur Eksekutif Indopol Survey (Ratno Sulistiyanto), dapat disimpulkan bahwa Polri sudah melakukan usaha perbaikan baik internal maupun eksternal dalam rangka mengembalikan kepercayaan publik setelah enam bulan terakhir ditimpa beberapa kasus yang merontokkan kepercayaan publik terhadap kepolisian, seperti,
- Kasus pembunuhan Brigadir Josua.
- Tragedi Kanjuruan.
- Kasus yang melibatkan oknum mantan Kapolda atas kasus narkoba.
Adapun rentetan kasus yang terjadi selama pertengahan 2022 itu, Direktur Eksekutif Indopol Survey itu menuturkan, hal tersebut merupakan cobaan terberat sepanjang sejarah Polri.
Namun, tegas Direktur Eksekutif Indopol Survey itu lagi, berkat respon terukur dan semua upaya yang tersebut di atas, di penghujung tahun 2022, Polri seolah mendapatkan kado berupa naiknya kembali kepercayaan public terhadap Polri.












