Di Tapteng, pelaku pungli terhadap pengemudi betor juga ditangkap setelah laporan masyarakat.
Terkait itu, Kabid Humas Polda Sumut (Kombes Pol Ferry Walintukan) menegaskan, Operasi Pekat Toba 2025 dilaksanakan serentak oleh seluruh jajaran sebagai upaya nyata menciptakan ruang publik yang aman dan bebas dari premanisme.
“Per tanggal 13 Mei ini, kami telah mengungkap 22 kasus dengan 41 orang diamankan. Sebanyak 17 orang diproses hukum, dan 24 lainnya dibina. Operasi ini tidak hanya menindak, tetapi juga memberi edukasi dan pembinaan. Premanisme tidak boleh diberi ruang di Sumut,” tegas juru bicara Polda Sumut itu.
Sebagai bentuk komitmen Polda Sumut dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menciptakan suasana kondusif di wilayah hukum Sumut, juru bicara Polda Sumut itu kembali menegaskan, operasi ini akan terus digelar secara berkelanjutan.
Menurut juru bicara Polda Sumut itu, Operasi Pekat Toba 2025 menjadi salah satu langkah strategis Polda Sumut dalam menekan angka kejahatan jalanan serta menumbuhkan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu, juru bicara Polda Sumut itu mengungkapkan, Polda Sumut mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan praktik pungli dan aksi premanisme ke kantor polisi terdekat atau melalui call center 110.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak takut melapor jika menemukan aksi premanisme di lingkungan masing-masing. Kepolisian siap menindak tegas,” juru bicara Polda Sumut itu.
Mengakhiri uraiannya itu, juru bicara Polda Sumut itu mengungkapkan, keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan Polri siap hadir untuk menegakkannya. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang
Renungan :
“Bukan keberhasilan yang harus kamu agung-agungkan, tapi keinginan untuk tidak pernah menyerah terhadap kegagalan.”


















