,

Mengaku Kelompok Tani Hutan, Sekelompok Orang Intimidasi Keluarga Pdt. Kimhock Ambarita | Polres Labuhanbatu Diminta Usut Tuntas

oleh -253 views
oleh
Mengaku Kelompok Tani Hutan, Sekelompok Orang Intimidasi Keluarga Pdt. Kimhock Ambarita Polres Labuhanbatu Diminta Usut Tuntas (2)
Mengaku Kelompok Tani Hutan, Sekelompok Orang Intimidasi Keluarga Pdt. Kimhock Ambarita Polres Labuhanbatu Diminta Usut Tuntas (FOTO : SBO-28/EEH-Istimewa)
banner 1000x300

SATYA BHAKTI ONLINE | LABUHANBATU UTARA  — Teror terhadap warga sipil kembali terjadi. Kali ini, dengan gaya premanisme, sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang diketahui dari KTH Karya Prima Leidong Sejahtera (KPLS) melakukan aksi intimidasi terhadap keluarga Pendeta (Pdt) Kimhock Ambarita di kawasan hutan register wilayah Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara.

Insiden itu tidak hanya menyasar Pdt. Kimhock sebagai tokoh agama, tetapi juga melibatkan keluarganya yang disebut berada dalam tekanan dan ketakutan akibat sikap arogan kelompok tani hutan tersebut.

Mereka datang dengan jumlah besar, nada ancaman dan gestur penuh tekanan seolah ingin menunjukkan kekuasaan di atas hukum.

“Kami diteror. Mereka datang seperti mau menyerbu. Istri dan anak-anak saya sampai menangis ketakutan,” ungkap Pdt. Kimhock dengan suara gemetar.

Tak jelas alasan pasti di balik intimidasi ini.

Aksi intimidatif ini dinilai sebagai bentuk pembiaran sistematis yang dapat menciptakan ketakutan kolektif di tengah masyarakat.

Masyarakat mengecam keras tindakan tersebut.

Suara desakan agar aparat penegak hukum, khususnya Polres Labuhanbatu, bertindak cepat dan tegas kian menguat.

Mereka menuntut penyelidikan serius, bukan sekadar himbauan.

“Ini bukan sekadar konflik lahan. Ini sudah menyentuh ranah kemanusiaan. Jika negara kalah oleh premanisme yang dibungkus atas nama kelompok tani, maka hancurlah keadilan,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.

Sejumlah aktivis dan media pun menyuarakan keprihatinannya.

Mereka meminta Polres yang kini dikomandoi AKBP Choky Sentosa Meliala sebagai Kapolres Labuhanbatu itu, untuk segera mengusut tuntas kejadian tersebut dan mengungkap siapa dalang di baliknya serta menindak tegas pihak-pihak yang mencoba menciptakan ketakutan di tengah warga.

Kasus ini kini menjadi ujian bagi aparat keamanan : “apakah hukum masih berdiri tegak, atau justru tunduk pada tekanan kelompok yang menyalahgunakan identitas untuk kepentingan pribadi”.

Terkait aksi intimidasi terhadap keluarganya itu, kepada awak media, Pdt. Kimhock Ambarita  menceritakan, kejadian itu terjadi Kamis, 24 April 2025 sekira pukul 10.45 wib, tepatnya di jalan setapak kawasan hutan di saat keluarga Pdt. Kimhock Ambarita  sedang panen kelapa sawit dan hendak melangsir buah sebagaimana selama ini kami lakukan  untuk di bawa ke tempat pengumpulan hasil.

Untuk diketahui, Pdt. Kimhock Ambarita  menegaskan, jalan setapak kawasan hutan itu adalah jalan yang berada dikawasan hutan, bukan jalan ditanah milik pribadi atau dijalan perusahaan  yang selalu dipergunakan untuk membawa hasil ladang mereka,

Anehnya, ungkap Pdt. Kimhock Ambarita, tiba tiba ada sekelompok orang yang melarang lewat dan menghadang badan jalan sambil berkata, “tidak boleh lewat dari sini.”

Selain itu, dinilai sebgai bentuk intimidasi dan teror kepadanya dan keluarganya, Pdt. Kimhock Ambarita kembali mengungkapkan, salah seorang dari kelompok yang melarang lewat dan menghadang badan jalan itu juga mengatakan,

Menanggapi itu, sambil merekam kejadian intimidasi itu, “matipun jadi”.

banner 1000x200 banner 950x300 banner 1000x300 banner 1000x300
Bagikan ke :